Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,….Xn)
 dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah 
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah 
masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan 
untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel 
independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan 
biasanya berskala interval atau rasio.
            Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y’ = a + b1X1+ b2X2+…..+ bnXn
Keterangan:
Y’                    =   Variabel dependen (nilai yang diprediksikan) 
X1 dan X2      =   Variabel independen
a                      =   Konstanta (nilai Y’ apabila X1, X2…..Xn = 0)
b                            =    Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
Contoh kasus:
Kita
 mengambil contoh kasus pada uji normalitas, yaitu sebagai berikut: 
Seorang mahasiswa bernama Bambang melakukan penelitian tentang 
faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham pada perusahaan di BEJ. 
Bambang dalam penelitiannya ingin mengetahui hubungan antara rasio 
keuangan PER dan ROI terhadap harga saham. Dengan ini Bambang 
menganalisis dengan bantuan program SPSS dengan alat analisis regresi 
linear berganda. Dari uraian di atas maka didapat variabel dependen (Y) 
adalah harga saham, sedangkan variabel independen (X1 dan X2) adalah PER dan ROI.
Data-data yang di dapat berupa data rasio dan ditabulasikan sebagai berikut:              
                 
                     Tabel. Tabulasi Data (Data Fiktif)
   | 
Tahun | 
Harga Saham (Rp) | 
PER (%) | 
ROI (%) | 
   | 
1990 | 
8300 | 
4.90 | 
6.47 | 
   | 
1991 | 
7500 | 
3.28 | 
3.14 | 
   | 
1992 | 
8950 | 
5.05 | 
5.00 | 
   | 
1993 | 
8250 | 
4.00 | 
4.75 | 
   | 
1994 | 
9000 | 
5.97 | 
6.23 | 
   | 
1995 | 
8750 | 
4.24 | 
6.03 | 
   | 
1996 | 
10000 | 
8.00 | 
8.75 | 
   | 
1997 | 
8200 | 
7.45 | 
7.72 | 
   | 
1998 | 
8300 | 
7.47 | 
8.00 | 
   | 
1999 | 
10900 | 
12.68 | 
10.40 | 
   | 
2000 | 
12800 | 
14.45 | 
12.42 | 
   | 
2001 | 
9450 | 
10.50 | 
8.62 | 
   | 
2002 | 
13000 | 
17.24 | 
12.07 | 
   | 
2003 | 
8000 | 
15.56 | 
5.83 | 
   | 
2004 | 
6500 | 
10.85 | 
5.20 | 
   | 
2005 | 
9000 | 
16.56 | 
8.53 | 
   | 
2006 | 
7600 | 
13.24 | 
7.37 | 
   | 
2007 | 
10200 | 
16.98 | 
9.38 | 
Langkah-langkah pada program SPSS
Ø  Masuk program SPSS
Ø  Klik variable view pada SPSS data editor 
Ø  Pada kolom Name ketik y, kolom Name pada baris kedua ketik x1, kemudian untuk baris kedua ketik x2.
Ø  Pada
 kolom Label, untuk kolom pada baris pertama ketik Harga Saham, untuk 
kolom pada baris kedua ketik PER, kemudian pada baris ketiga ketik ROI.
Ø  Untuk kolom-kolom lainnya boleh dihiraukan (isian default)
Ø  Buka data view pada SPSS data editor, maka didapat kolom variabel y, x1, dan x2.
Ø  Ketikkan data sesuai dengan variabelnya
Ø  Klik Analyze  - Regression - Linear
Ø  Klik
 variabel Harga Saham dan masukkan ke kotak Dependent, kemudian klik 
variabel PER dan ROI kemudian masukkan ke kotak Independent.
Ø  Klik Statistics, klik Casewise diagnostics, klik All cases. Klik Continue
Ø  Klik OK, maka hasil output yang didapat pada kolom Coefficients dan Casewise diagnostics adalah sebagai berikut:
           Tabel. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Persamaan regresinya sebagai berikut:
Y’ = a + b1X1+ b2X2
Y’ =  4662,491 + (-74,482)X1 + 692,107X2
Y’ =  4662,491 - 74,482X1 + 692,107X2
Keterangan:
Y’        = Harga saham yang diprediksi (Rp)
a          = konstanta
b1,b2    = koefisien regresi
X1        = PER (%)
X2        = ROI (%) 
Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 
- Konstanta sebesar 4662,491; artinya jika PER (X1) dan ROI (X2) nilainya adalah 0, maka harga saham (Y’) nilainya adalah Rp.4662,491.
-  Koefisien regresi variabel PER (X1)
 sebesar -74,482; artinya jika variabel independen lain nilainya tetap 
dan PER mengalami kenaikan 1%, maka harga saham (Y’) akan mengalami 
penurunan sebesar Rp.74,482. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi 
hubungan negatif antara PER dengan harga saham, semakin naik PER maka 
semakin turun harga saham.  
-  Koefisien regresi variabel ROI (X2)
 sebesar 692,107; artinya jika variabel independen lain nilainya tetap 
dan ROI mengalami kenaikan 1%, maka harga saham (Y’) akan mengalami 
peningkatan sebesar Rp.692,107. Koefisien bernilai positif artinya 
terjadi hubungan positif antara ROI dengan harga saham, semakin naik ROI
 maka semakin meningkat harga saham.
Nilai
 harga saham yang diprediksi (Y’) dapat dilihat pada tabel Casewise 
Diagnostics (kolom Predicted Value). Sedangkan Residual (unstandardized residual) adalah selisih antara harga saham dengan Predicted Value, dan Std. Residual (standardized residual)
 adalah nilai residual yang telah terstandarisasi (nilai semakin 
mendekati 0 maka model regresi semakin baik dalam melakukan prediksi, 
sebaliknya semakin menjauhi 0 atau lebih dari 1 atau -1 maka semakin 
tidak baik model regresi dalam melakukan prediksi).
A.  Analisis Korelasi Ganda (R)
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,…Xn)
 terhadap variabel dependen (Y) secara serentak. Koefisien ini 
menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel 
independen (X1, X2,……Xn) secara 
serentak terhadap variabel dependen (Y). nilai R berkisar antara 0 
sampai 1, nilai semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi 
semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang 
terjadi semakin lemah.
Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:
0,00    -   0,199    = sangat rendah 
0,20    -   0,399    = rendah
0,40    -   0,599    = sedang
0,60    -   0,799    = kuat
0,80    -   1,000    = sangat kuat 
Dari hasil analisis regresi, lihat pada output moddel summary dan disajikan sebagai berikut:
                         Tabel. Hasil analisis korelasi ganda
Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka R sebesar 0,879. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sangat kuat antara PER dan ROI terhadap harga saham.
B.  Analisis Determinasi (R2)
Analisis
 determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui 
prosentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1, X2,……Xn)
 secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Koefisien ini 
menunjukkan seberapa besar prosentase variasi variabel independen yang 
digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. R2
 sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun prosentase sumbangan pengaruh 
yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau 
variasi variabel independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan
 sedikitpun variasi variabel dependen. Sebaliknya R2 sama 
dengan 1, maka prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel 
independen terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variasi 
variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi 
variabel dependen.
Dari hasil analisis regresi, lihat pada output moddel summary dan disajikan sebagai berikut:
                      Tabel. Hasil analisis determinasi
Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka R2 (R Square)
 sebesar 0,772 atau (77,2%). Hal ini menunjukkan bahwa prosentase 
sumbangan pengaruh variabel independen (PER dan ROI) terhadap variabel 
dependen (harga saham) sebesar 77,2%. Atau variasi variabel independen 
yang digunakan dalam model (PER dan ROI) mampu menjelaskan sebesar 77,2%
 variasi variabel dependen (harga saham). Sedangkan sisanya sebesar 
22,8% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak 
dimasukkan dalam model penelitian ini.
Adjusted
 R Square adalah nilai R Square yang telah disesuaikan, nilai ini selalu
 lebih kecil dari R Square dan angka ini bisa memiliki harga negatif. 
Menurut Santoso (2001) bahwa untuk regresi dengan lebih dari dua 
variabel bebas digunakan Adjusted R2 sebagai koefisien determinasi. 
Standard
 Error of the Estimate adalah suatu ukuran banyaknya kesalahan model 
regresi dalam memprediksikan nilai Y. Dari hasil regresi di dapat nilai 
870,80 atau Rp.870,80 (satuan harga saham), hal ini berarti banyaknya 
kesalahan dalam prediksi harga saham sebesar Rp.870,80. Sebagai pedoman 
jika Standard error of the estimate kurang dari standar deviasi Y, maka 
model regresi semakin baik dalam memprediksi nilai Y.
C.  Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1,X2….Xn)
 secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel 
dependen (Y). Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan
 untuk memprediksi variabel dependen atau tidak. Signifikan berarti 
hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat 
digeneralisasikan), misalnya dari kasus di atas populasinya adalah 50 
perusahaan dan sampel yang diambil dari kasus di atas 18 perusahaan, 
jadi apakah pengaruh yang terjadi atau kesimpulan yang didapat berlaku 
untuk populasi yang berjumlah 50 perusahaan.
Dari hasil output analisis regresi dapat diketahui nilai F seperti pada tabel 2 berikut ini. 
                                                     Tabel.  Hasil Uji F
Tahap-tahap untuk melakukan uji F adalah sebagai berikut:
1.   Merumuskan Hipotesis
Ho : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara PER dan ROI secara bersama-sama terhadap harga saham.
Ha : Ada pengaruh secara signifikan antara PER dan ROI secara bersama-sama terhadap harga saham.
2.   Menentukan tingkat signifikansi 
Tingkat signifikansi menggunakan a = 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian)
      3.   Menentukan F hitung
Berdasarkan tabel  diperoleh F hitung sebesar 25,465
4.      Menentukan F tabel
Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, a = 5%, df 1 (jumlah variabel–1)  = 2, dan df 2 (n-k-1) atau 18-2-1  =
 15 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen), 
hasil diperoleh untuk F tabel sebesar 3,683 (Lihat pada lampiran) atau 
dapat dicari di Ms Excel dengan cara pada cell kosong ketik 
=finv(0.05,2,15) lalu enter.
5.      Kriteria pengujian
- Ho diterima bila F hitung < F tabel 
- Ho ditolak bila F hitung > F tabel
6.   Membandingkan F hitung dengan F tabel.
            Nilai F hitung > F tabel (25,465 > 3,683), maka Ho ditolak.
7.  Kesimpulan
            Karena F hitung > F tabel (25,465 > 3,683), maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh secara signifikan antara  price earning ratio (PER) dan return on investmen (ROI)
 secara bersama-sama terhadap terhadap harga saham. Jadi dari kasus ini 
dapat disimpulkan bahwa PER dan ROI secara bersama-sama berpengaruh 
terhadap harga saham pada perusahaan di BEJ.
D.  Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen (X1, X2,…..Xn) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y).
Dari hasil analisis regresi output dapat disajikan sebagai berikut:
                                       Tabel. Uji t
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
Pengujian koefisien regresi variabel PER
1.   Menentukan Hipotesis
Ho :  Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara PER dengan harga saham.
Ha : Secara parsial ada pengaruh signifikan antara PER dengan harga saham
2.   Menentukan tingkat signifikansi 
            Tingkat signifikansi menggunakan a = 5%
      3.   Menentukan t hitung
Berdasarkan tabel  diperoleh t hitung sebesar -1,259
4.   Menentukan t tabel 
Tabel distribusi t dicari pada a = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau  18-2-1  = 15 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi           =
 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,131 (Lihat pada 
lampiran) atau dapat dicari di Ms Excel dengan cara pada cell kosong 
ketik =tinv(0.05,15) lalu enter.
5.   Kriteria Pengujian
Ho diterima jika -t tabel < t hitung < t tabel
            Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
6.   Membandingkan thitung dengan t tabel 
Nilai -t hitung > -t tabel (-1,259 > -2,131) maka Ho diterima
 7.  Kesimpulan
Oleh
 karena nilai -t hitung > -t tabel (-1,259 > -2,131) maka Ho 
diterima, artinya secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara 
PER dengan harga saham. Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa 
secara parsial PER tidak berpengaruh terhadap harga saham pada 
perusahaan di BEJ.
Pengujian koefisien regresi variabel ROI
1.   Menentukan Hipotesis
            Ho :  Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara ROI dengan harga saham
Ha :    Secara parsial ada pengaruh signifikan antara ROI dengan harga saham
2.   Menentukan tingkat signifikansi 
            Tingkat signifikansi menggunakan a = 5%.
      3.   Menentukan t hitung
Berdasarkan tabel  diperoleh t hitung sebesar 5,964
      4.   Menentukan t tabel 
Tabel distribusi t dicari pada a = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau  18-2-1  = 15 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi           = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,131.
5.   Kriteria Pengujian
Ho diterima jika -t tabel £ t hitung £ t tabel
            Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
6.   Membandingkan thitung dengan t tabel 
Nilai t hitung > t tabel (5,964 > 2,131) maka Ho ditolak
 7.  Kesimpulan
Oleh
 karena nilai t hitung > t tabel (5,964 > 2,131) maka Ho ditolak, 
artinya secara parsial ada pengaruh signifikan antara ROI dengan harga 
saham. Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa secara parsial ROI 
berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan di BEJ.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar