Konsep Dan Analisa Nilai Sentral
Setiap pengukuran
aritmatika yang ditujukan untuk menggambarkan suatu nilai yang mewakili nilai
pusat atau nilai sentral dari suatu gugus data (himpunan pengamatan) dikenal
sebagai ukuran tendensi sentral
Nilai sentral atau
tendensi sentral adalah nilai dalam rangkaian data yang mewakili rangkaian data
tersebut. Tendensi sentral
merupakan suatu
ukuran yang digunakan untuk mengetahui kumpulan data mengenai sampel atau
populasi yang disajikan dalam tabel atau diagram, yang dapat mewakili sampel
atau populasi. Bila ukuran tersebut diambil dari sampel disebut statistik dan
jika ukuran itu diambil dari populasi disebut parameter. Tendensi sentral digunakan untuk menggambarkan sifat sekumpulan data
dari suatu pengamatan. Sentral Tendensial juga
bisa disebut
nilai yang representatif dalam suatu kelompok observasi atau studi. Syarat-syaratnya adalah
sebagai berikut:
1.
Harus dapat mewakili rangkaian data
2.
Perhitungannya harus didasarkan pada seluruh data
3.
Perhitungannya harus objektif
4.
Perhitungannya harus mudah
5.
Dalam suatu rangkaian hanya ada 1 nilai sentral
Terdapat tiga ukuran tendensi sentral yang sering
digunakan, yaitu mean (rata-rata hitung/rata-rata aritmetika), median, modus,
kuartil, desi dan presentil.
Ukuran Tendensi Sentral
1. Mean
Arti
dari mean tidak lain adalah “angka rata-rata”. Istilah Mean akan tetap dipakai
disini oleh karena sudah lazim digunakan dalam statistik. Dari segi aritmetik
Mean adalah “Jumlah nilai-nilai dibagi
dengan jumlah individu”. Istilah mean saja merupakan metode yang paling banyak digunakan
untuk menggambarkan ukuran tendensi sentral. Mean (rata-rata) merupakan jumlah
seluruh nilai data dibagi dengan seluruh kejadian atau nilai rata-rata dari beberapa
buah data.
Untuk keperluan ini, dalam perhitungan ukuran-ukuran
statistik akan digunakan simbol-simbol. Nilai-nilai data kuantitatif akan dinyatakan dengan x1, x2, …, xn, apabila dalam
kumpulan data itu terdapat n buah
nilai. Simbol n juga digunakan untuk
menyatakan ukuran sampel, yakni banyaknya objek atau data yang diteliti dalam
sampel.
Rata-rata untuk data kuantitatif yang terdapat dalam
sebuah sampel dihitung dengan jalan membagi jumlah nilai data oleh banyaknya
data.
Perhitungan
Mean Data Yang Tidak Dikelompokkan (Ungrouped
Data)
Penggunaan
data tidak dikelompokkan maupun data yang dikelompokkan data yang dikelompokkan
umumnya berkaitan dengan jumlah data yang digunakan. Jika jumlah data yang
digunakan relatif sedikit, rata-rata data yang tidak dikelompokkan (ungrouped data) menjadi pilihan untuk
digunakan. Sebaliknya, jika jumlah data yang digunakan relatif banyak maka
penggunaan data kelompok (grouped data)
banyak dipilih.
Mean
Data Kelompok
Untuk data berkelompok rumus rata-ratanya adalah
jumlah hasil kali antara frekuensi dengan nilai data dibagi jumlah frekuensi;
dimana menyatakan frekuensi untuk
nilai yang bersesuaian.
Keterangan :
X1: data ke 1
X2: data ke 2
Xn: data ke n
f1: frekuensi data ke 1
f2: frekuensi data ke 2
fn: frekuensi data ke n
n: jumlah data
xi: nilai tengah
Contoh menghitung rata-rata data kelompok:
Nilai
|
F
|
x
|
1 -5
6 -10
11 – 15
16 – 20
21 – 25
26 – 30
31 – 35
36 – 40
41 – 45
46 - 50
|
3
7
4
3
7
9
6
7
8
6
|
3
8
13
18
23
28
33
38
43
48
|
60
|
Jawab:
= {(3.3)+(7.8)+(4.13)+(3.18)+(7.23)+(9.28)+(6.33)+(7.38)+(8.43)+(6.48)}
60
={9+56+52+54+161+252+198+266+344+288}
60
= 28
Kelebihan mean:
1.
Nilai rata-rata
punyai sifat objektif
2.
Nilai rata-rata
mudah dimengerti
3.
Nilai rata-rata
mudah dihitung
4.
Perhitungan
rata-rata didasarkan pada data keseluruhan sehingga nilai rata-rata dapat
mewakili suatu rangakaian data.
5.
Nilai rata-rata
mempunyai stabilitas sampel
6.
Nilai rata-rata
digunakan untuk perhitungan lebih lanjut
Kelemahan mean:
1. Nilai
rata-rata mudah dipengaruhi oleh nilai ekstrem, baik kecil maupun besar
2.
Pada distribusi yang
condong, nilai rata-rata kurang mewakili
2. Median
Median (nilai tengah), adalah suatu nilai yang membatasi 50% dari frekuensi
distribusi sebelah atas dan 50% frekuensi distribusi sebelah bawah atau merupakan nilai tengah dari rangkaian data yang telah
tersusun secara teratur. Atau sebagai ukuran letak, karena median membagi
distribusi menjadi 2 bagian yang sama. Median menentukan letak data setelah
data itu disusun menurut urutan nilainya.
Perhitungan Median
Data Yang Tidak Dikelompokkan (Ungrouped
Data)
Langkah-langkahnya
antara lain:
- Urutkan data dari terkecil ke terbesar atau dari
terbesar ke terkecil. Dalam pembahasan ini, urutan data selalu dimulai
dari terkecil ke terbesar.
- Tentukan letak median dengan formulasi
§ Untuk kasus jumlah data ganjil, nilai tengah dari
observasi yang sudah di urutkan merupakan nilai median sementara untuk kasus
jumlah data genap, nilai median merupakan rata-rata dari dua data yang berada
pada letak median untuk data yang sudah diurutkan.
Median
Data Tunggal
Jika banyak data ganjil maka median setelah data
disusun menurut nilainya merupakan data paling tengah.
Keterangan :
n= Jumlah data
Contoh:
Diketahui data :2, 3, 3, 4, 4, 5, 5, 6, 6, 7. Hitung
median data tersebut!
Data ke-5,5 berada diantara angka 4 dan 5 maka ….
Median= 4+5
2
= 4,5
Median Data Kelompok
Keterangan :
Lm= true lower limit
atau batas bawah sesungguhnya dari kelas dengan frekuensi paling tinggi (tepi bawah kelas median)
n= Jumlah Frekuensi
∑f= Frekuensi
kumulatif diatas kelas median
fm= Frekuensi kelas median
(frekuensi tertinggi dari kelas interval)
c= interval kelas median
Contoh:
Menghitung Median data kelompok:
Nilai
|
Fm
|
F
|
1 -5
6 -10
11 – 15
16 – 20
21 – 25
26 – 30
31 – 35
36 – 40
41 – 45
46 - 50
|
3
7
4
3
7
9
6
7
8
6
|
3
10
14
17
24
33
39
46
54
60
|
60
|
Jawab:
Kelas median= 1/2.n
=
½.60
= 30
Berada pada kelas 26-30
Lm= 26 - 0,5 = 25,5
n =
60 ∑f = 24
c =
5
fm = 9
Median = Lm + ( n/2 - ∑f ) . c
fm
= 25,5 + (60/2 – 24) . 5
9
= 25,5
+ (30 – 24) . 5
= 25,5 + 0,67 . 5
= 25,5
+3,35
= 28,85
Median
memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain:
Kelebihan:
1.
Cocok untuk data
heterogen
2.
Median digunakan
bila terdapat data yang ekstrim dalam sekelompok data
Kekurangan:
1.
Tidak
mempertimbangkan semua nilai
2.
Kurang dapat
menggambarkan mean populasi
3.
Modus
Modus, merupakan
nilai data yang memiliki frekuensi terbesar atau dengan kata lain, nilai data
yang paling sering terjadi. Ukuran ini juga dalam keadaan tidak
disadari sering dipakai untuk menentukan rata-rata data kualitatif. Misalnya
banyak kematian di Indonesia disebakan oleh penyakit malaria, pada umumnya
kecelakaan lalulintas karena kecerobohan pengemudi, maka tidak lain
masing-masing merupakan modus penyebab kematian dan kecelakaan lalu lintas.
Cara menentukan modus amat sangat mudah hanya dengan mengamati data yang paling
sering muncul. Dalam satu
rangkaian data, kadang dijumpai adanya 1 modus, 2 modus atau tidak ada modus.
Perhitungan Modus Data Yang Tidak
Dikelompokkan (Ungrouped Data)
Langkah-langkahnya
sebagai berikut:
· Urutkan data dari terkecil ke terbesar atau
dari terbesar ke terkecil
· Cari modus dengan cara mencari nilai observasi
yang paling banyak muncul. Bisa terjadi dalam satu kumpulan data tidak terdapat
modus atau bahkan memiliki modus lebih dari satu. Untuk kasus dimana ada 2
modus dikenal dengan sebutan bimodus
atau untuk yang lebih dari 3 modus dikenal dengan multimodus.
Modus Data Tunggal
Dalam data tunggal, modus dapat dibatasi
sebagai nilai variabel yang mempunyai frekuensi tertinggi dalam distribusi.
Cara menentukan modus data tunggal yakni dengan mengamati data yang paling
sering muncul.
Contoh modus data tunggal:
Berapakah modus dari data berikut : 1, 2, 2, 4, 4, 4, 5, 6, 7,
8, 9.
Jawab:
Modus= 4 , karena angka 4 muncul paling banyak yaitu 3
kali.
Modus Data
Kelompok
Untuk data kualitatif yang telah disusun dalam tabel
distribusi frekuensi (data berkelompok), modusnya dapat ditentukan dengan
rumus:
dengan:
Lmo = Tepi bawah kelas modus
d1 = selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sebelum
modus
d2 = selisih
antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sesudah modus
c = interval kelas modus
Contoh
menghitung Modus data kelompok:
Nilai
|
Fmo
|
F
|
1 -5
6 -10
11 – 15
16 – 20
21 – 25
26 – 30
31 – 35
36 – 40
41 – 45
46 - 50
|
3
7
4
3
7
9
6
7
8
6
|
3
10
14
17
24
33
39
46
54
60
|
60
|
Jawab:
Diketahui:
Kelas modus 26–30 (karena memiliki frekuensi terbanyak = 9)
Lmo = 26 – 0,5 = 25,5
d1 = 9 – 7 = 2
d2 = 9
– 6 = 3
c = 5
Ditanyakan: nilai
Modus
Jawab:
Mo = Lmo
+ d1 .
c
d1 + d2
= 25,5 + 2 . 5
2 + 3
=
25,5 + 0,4 . 5
=
25,5 + 2
= 27,5
Modus dibandingkan ukuran lainnya, tidak tunggal
adanya.
Yang berarti sekumpulan data biasanya mempunyai lebih
dari sebuah modus.
Kelebihan:
1.
Tidak peka atau
tidak terpengaruh pada nilai ekstrem
2.
Cocok untuk data
homogen maupun heterogen (dapat digunakan untuk
semua jenis data)
Kekurangan:
1.
Kurang
menggambarkan mean populasi
2.
Modus bisa lebih
dari satu, atau tidak ada satu pun
3.
Teknik perhitungan ukuran ini kurang memiliki
ketelitian
2.3 Kuartil, Desil dan Presentil
1)
Kuartil
Jika sekumpulan data dibagi
menjadi empat bagian yang sama banyak, sesudah disusun menurut urutan nilainya,
maka bilangan pembaginya disebut kuartil. Ada tiga buah kuartil, yakni kuatil
pertama, kuartil kedua, dan kuartil ketiga yang masing-masing disingkat dengan
Q1, Q2, dan Q3. Pemberian nama ini dimulai
dari nilai kuartil paling kecil. Untuk menentukan nilai kuartilnya adalah:
a.
Susun data menurut urutan nilainya
b.
Tentukan letak kuartil
c.
Tentukan nilai kuartil
Letak kuartil ke-i, diberi lambang Qi,
ditentukan oleh rumus:
Q1= Kuartil bawah=
Q2= Median= Kuartil Tengah=
Q3= Kuartil atas=
Kuartil Data Tunggal
Contoh
Kuartil data tunggal :
Sampel dengan data 3, 4, 4, 5, 5, 6, 6, 6, 6, 7, 7, 8, 9.
Q1= 1(13+1)
4
= 1.14
4
= 14 : 4
= 3,5
Data
ke-3.5 berada antara angka 4 dan 5 sehingga:
4+5 = 4.5
2
Q2= 2(13+1)
4
= 2(14)
4
= 7
Data ke-7 adalah 6
Q3= 3(13+1)
4
= 3(14)
4
= 10.5
Data
ke-10.5 berada diantara angka 7 dan 7, sehingga:
7+7 = 7
2
Kuartil Data Berkelompok
Qi = Tb +
p { ( i/4.n )- F }
f
Keterangan:
i/4.n =
letak Qi
Tb = Tepi bawah interval kelas Qi (Tb= batas bawah
- 0,5)
p = Panjang kelas interval
n = Banyak
data
F = Frekuensi kumulatif sebelum
kelas Qi
f =
Frekuensi pada kelas Qi
Contoh
Kuartil data berkelompok:
Hitunglah kuartil Dari
data pada tabel dibawah ini !
Tabel Nilai Praktikum Komputer Mahasiswa
|
||
Nilai
|
F
|
F
|
51 – 55
56 – 60
61 – 65
66 – 70
71 – 75
76 – 80
81 – 85
86 – 90
91 – 95
96 – 100
|
4
20
24
56
19
16
10
7
3
1
|
4
24
48 <Q1>
104 <Q2>
123 <Q3>
139
149
156
159
160
|
160
|
Letak Q1 = ¼. n
=
¼.160
= 40
Data ke-40 berada pada
kelas 61-65
(Tb = 61 – 0,5 = 60,5)
Jadi :
Q1 = Tb +
p { (1/4.n –F)}
f
=
60,5 + 5 {
(1/4.160 – 24 )}
24
=
60,5 + 5 {0,67}
=
60,5 + 3,35 = 63,85
Letak Q2
= 2 /4. n
= 2/4 . 160
= 80
Data ke-80 berada pada
kelas 66-70
(Tb = 66 – 0,5 = 65,5)
Jadi :
Q2 = Tb +
p { (2/4.n – F)}
f
=
65,5 + 5 {
(2/4.160 – 48 )}
56
=
65,5 + 5 {0,57}
=
65,5 + 2,85 = 68,35
Letak Q3 = 3/4 .
n
= ¾ . 160
= 120
Data ke-120 berada pada
kelas 71-75
(Tb = 71 – 0,5 = 70,5)
Jadi :
Q3 = Tb +
p { (3/4.n –F)}
f
= 70,5 + 5 { (3/4.160
– 104 )}
19
= 70,5 + 5 {0,84}
= 70,5 + 4,2 = 74,7
2)
Desil
Jika sekumpulan data dibagi
menjadi 10 bagian yang sama, maka didapat sembilan pembagi dan tiap pembagi
dinamakan desil. Karenanya ada sembilan buah desil, ialah desil pertama, desil
ke-dua, …, desil ke-sembilan, yang disingkat D1, D2, …, D9.
Desil-desil ini dapat ditentukan dengan jalan:
·
Susun data menurut urutan nilainya
·
Tentukan letak desil
·
Tentukan nilai desil
Letak desil ke-i, diberi lambang Di
Desil Data Tunggal
Contoh Desil data tunggal:
Tentukan D1, D3 dan D7 dari data : 3, 4, 4, 5,
5, 6, 6, 6, 6, 7, 8, 8, 8, 9(n=14)!
Jawab:
Di = i (
n + 1 )
10
D1 = 1(14+1)
10
= 15
10
= 1,5
Data ke 1,5
berada diantara angka 3 dan 4 jadi :
3+4 = 3,5
2
D3 = 3(14+1)
10
=
45
10
=
4,5
Data ke 4,5
berada diantara angka 5 dan 5 jadi :
5+5 = 5
2
D7 = 7(14+1)
10
= 105
10
=
10,5
Desil Data
Kelompok
Untuk data berkelompok yang telah disusun dalam tabel
distribusi frekuensi, desil ke-i
Di (i= 1, 2, …, 9) dihitung dengan rumus:
dengan:
i = 1, 2, …, 9.
Tb= batas bawah kelas Di ,
ialah kelas interval dimana Di akan terletak.
p = panjang kelas Di.
F = jumlah frekuenasi dengan tanda kelas lebih kecil
dari tanda kelas Di.
f = frekuensi kelas Di.
Contoh Desil pada data berkelompok :
Hitunglah D5 dan D9 dari data
pada tabel berikut ini:
Tabel Nilai
Praktikum Komputer Mahasiswa
|
||
Nilai
|
f
|
F
|
51 – 55
56 – 60
61 – 65
66 – 70
71 – 75
76 – 80
81 – 85
86 – 90
91 – 95
96 – 100
|
4
20
24
56
19
16
10
7
3
1
|
4
24
48
104
<D5>
123
139
149
156
159
160
|
160
|
Jawab:
Di =
Tb + p { ( i/10.n )-F }
f
Letak D5 = 5/10 .
n
= 5/10.160
= 80
Data ke-80 berada pada kelas 66-70
(Tb = 66 – 0,5 = 65,5)
Jadi:
D5 = Tb + p { (5/10.n –F)}
f
= 65,5+ 5 {(5/10.160 – 48 )}
56
= 65,5 + 5 {0,57}
= 65,5
+ 2,85 = 68,35
3)
Persentil
Sekumpulan data yang dibagi
menjadi 100 bagian yang sama, akan menghasilkan 99 pembagi berturut-turut yang
dinamakan persentil pertama, persentil kedua, …, persentil ke-99. Simbol yang
digunakan berturut-turut P1, P2, …, P99.
Persentil ini dapat ditentukan dengan cara:
·
Susun data menurut urutan nilainya.
·
Tentukan letak presentil
·
Tentukan nilai presentil
Letak presentil ke-i, diberi lambang P.
Kesimpulan
Nilai sentral atau
tendensi sentral adalah nilai dalam rangkaian data yang mewakili rangkaian data
tersebut. Disebut juga sebagai
ukuran letak/lokasi karena menunjukkan letak dari pusat atau sekumpulan data. Terdapat tiga ukuran tendensi sentral yang sering
digunakan, yaitu mean (rata-rata hitung/rata-rata aritmetika), median, modus,
kuartil, desi dan presentil.
Data
sangat bervariasi, baik data tunggal maupun berkelompok. Mean berarti rata-rata
hitung, yaitu jumlah semua data dibagi dengan banyaknya data. Median merupakan
nilai tengah dari pengamatan setelah data dari terkecil ke terbesar atau dari
terbesar ke terkecil. Sedangkan, modus adalah nilai dari pengamatan yang paling
banyak muncul.
Ada
pula, kuartil yang merupakan hasil pembagian sekumpulan data menjadi empat
kelompok dengan batas-batas antar satu kuartil dengan kuartil lainnya.
Selanjutnya, desil berupa sekumpulan data yang dibagi menjadi sepuluh kelompok
setelah data diurutkan dari terkecil ke terbesar. Begitu pun dengan presentil
yang dibagi menjadi seratus kelompok setelah data diurutkan.